Senin, 05 Mei 2014

Bentuk – bentuk Utama dalam Terapi

A.    Terapi Supportive
Suatu terapi yang tidak merawat atau memperbaiki kondisi yang mendasarinya, melainkan meningkatkan kenyamanan pasien.
            Penyembuhan Supportif (Supportive Therapy) merupakan perawatan dalam psikoterapi yang mempunyai tujuan untuk :
·         Memperkuat benteng pertahanan (harga diri atau kepribadian)
·         Memperluas mekanisme pengarahan dan pengendalian emosi atau kepribadian
·         Pengembalian pada penyesuaian diri yang seimbang.
Penyembuhan supportive ini dapat menggunakan beberapa metode dan  teknik pendekatan, diantaranya :
Bimbingan (Guidance), Mengubah lingkungan (Environmental Manipulation), Pengutaraan dan penyaluran arah minat, Tekanan dan pemaksa, Penebalan perasaan (Desensitization), Penyaluran emosiona,  Sugesti, Penyembuhan inspirasi berkelompok (Inspirational Group Therapy)
Tujuan dari terapi supportive antara lain, yaitu :
            ·         Menaikkan fungsi psikologi dan sosial
            ·         Menyokong harga dirinya dan keyakinan dirinya sebanyak mungkin
            ·         Menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
            ·         Mencegah terjadinya relaps
            ·         Bertujuan agar penyesuaian baik
            ·         Mencegah ketergantungan pada dokter
·         Memindahkan dukungan profesional kepada keluarga
B.     Terapi Redukatif 
Suatu metode penyembuhan yang mempunyai bertujuan untuk mengusahakan penyesuaian kembali, perubahan atau modifikasi sasaran/tujuan hidup, dan untuk menghidupkan kembali potensi. Adapun metode yang dapat digunakan antara lain :
       ·         Penyembuhan sikap (attitude therapy)
       ·         Wawancara (interview psychtherapy)
       ·         Penyembuhan terarah (directive therapy)
       ·         Psikodrama
       ·         Dan lain-lain.
Tujuan dari terapi reeducative adalah untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasikan tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi kreatif yang ada.
            C.    Terapi Reconstructive
Penyembuhan Rekonstruktif (Reconstructive Therapy)
Penyembuhan rekonstruktif mempunyai tujuan untuk menimbulkan pemahaman terhadap konflik yang tidak disadari agar terjadi perubahan struktur karakter dan untuk perluasan pertunbuhan kepribadian dengan mengembangkan potensi. Metode dan teknik pendekatannya antara lain :
§  Psikoanalisis
§  Pendekatan transaksional (transactional therapy)
§  Penyembuhan analitik berkelompok

Sumber :
Gunarsa, Singgih D. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia
Shaleh, Moh. 2008. Bertobat Sambil Berobat. Jakarta: PT Mizan Publika

Perbedaan Konseling dan Psikoterapi

Tyler (1961, 1969), membedakan kedua metode ini karena itu sulit dibedakan secara tajam, hal ini karena di dalam psikoterapi sendiri banyak sekali metode yang berlainan satu sama lain, demikian juga di dalam konseling itu sendiri, sehingga sulit membedakan keduanya.
Perbedaan mengenai metode ini kemudian diringkas oleh Stefflre & Grant (1972) sebagai berikut :
Konseling ditandai oleh jangka waktu yang lebih singkat, lebih sedikit waktu pertemuannya, lebih banyak melakukan evaluasi psikologis, lebih memperhatikan masalah sehari-hari klien, lebih memfokuskan kepada aktifitas kesadaran, lebih memberikan nasihat, kurang berhubungan dengan transferens, lebih menekankan pada situasi yang riil, lebih kognitif dan berkurang intensitas emosi, lebih menjelaskan atau menerangkan dan lebih sedikit kekaburannya.
Untuk mengakhiri uraian ini dan memudahkan memperoleh gambaran yang lebih baru mengenai perbedaan konseling dan psikoterapi, dikutip uraian dari Rudolph (1983) di bawah ini :
Brammer & Shostrom (1977) mengemukakan bahwa :
         1.      Konseling ditandai oleh adanya terminology seperti : “educational, vocational, supportive, situational, 
               problem solving, conscious awareness, normal, present-time dan short-term”.
         2.      Sedangkan psikoterapi ditandai oleh : “supportive [dalam keadaan krisis], reconstructive, depth 
               emphasis, analytical, focus on the past, neurotics and other severe emotional problems and long-term”.
Perbedaan konseling dan psikoterapi disimpulkan oleh Pallone (1977) dan Patterson (1973) yang dikutip oleh Thompson &Rudolph (1983), sebagai berikut :
Konseling untuk :
      1.      Klien  
      2.      Gangguan yang kurang serius
      3.      Masalah : jabatan, pendidikan
      4.      Berhubungan dengan pencegahan
      5.      Lingkungan pendidikan dan nonmedis
      6.      Berhubungan dengan kesadaran
      7.      Metode pendidikan
Psikoterapi untuk :
      1.      Pasien
      2.      Gangguan yang serius
      3.    Masalah kepribadian & pengambilan keputusan
      4.      Berhubungan dengan penyembuhan
      5.      Lingkungan medis
      6.      Berhubungan dengan ketidaksadaran
      7.      Metode penyembuhan



Sumber : Gunarsa, Singgih D. 2007. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia